Minggu, 20 Agustus 2023

Jasa Buat Peta Administrasi Murah dan Terpercaya

Peta Administrasi merupakan peta yang memiliki informasi mengenai batas-batas administrasi suatu daerah. Peta Administrasi biasanya ditujukan untuk memperkenalkan suatu daerah oleh pembuat peta kepada pembaca peta baik dari lokasi geografis maupun administrasinya sehingga pembaca peta dapat mengerti kedudukan dari lokasi yang di maksudkan.

Peta Administrasi selain menggambarkan tentang batas-batas administrasi juga sering ditambahkan berupa bentukan-bentukan jalan dan sungai. Jalan dan sungai pada peta administrasi dapat memberikan informasi singkat mengenai tata kota suatu daerah.

Dizaman modern seperti sekarang ini masih banyak dari kita yang memiliki keterkaitan pekerjaan dan aktivitasnya dengan sebuah peta terutama peta administrasi. Maka dari itu kami hadir untuk memenuhi kebutuhan teman-teman akan peta administrasi. Kami membuka jasa pembuatan peta administrasi menggunakan software Arc GIS, anda bisa costum peta sesuai keinginan mulai dari atribute, ukuran peta, jenis file dan lain-lain.

Berikut adalah contoh Peta Administrasi yang pernah kami buat :





Untuk biaya pembuatan petanya kami tidak cantumkan disini, bisa langsung klik tombol whatsapp yang ada dibagian kiri bawah blog ini biar bisa langsung tanya-tanya sepuasnya sekalian silaturahmi. Intinya harga pembuatan peta kami paling murah sesuai dengan dalam kurung judul postingan ini, valid dan telah kami survey beberapa website dan blog pembuatan peta yang lain.

Berikut beberapa testimoni dari klien kami : Klik untuk lihat testimoni

Bagaimana dengan pembayaran? Nanti takutnya nipu? Ntar admin tidak percaya sama kliennya.

Kami tidak terlalu pusing dengan itu.
Prinsip kami adalah saling percaya, prosedurnya teman-teman tanya dulu mau buat peta apa, kami buatkan petanya sampai betul-betul fix dan cakep, kami kirimkan via email baik format JPG maupun PDF, email peta sudah diterima sama teman-teman, baru transfer biayanya.

Memangnya admin gak takut ditipu?
Kembali pada pribadi masing-masing, kita hidup di dunia tidak selamanya bro...

Whatsapp : 0812-1648-1552‎
Email : tutorialkitacerdas@gmail.com

Sabtu, 19 Agustus 2023

Jasa Buat Peta Topografi Murah dan Terpercaya

Peta Topografi adalah salah satu jenis peta yang mempunyai ciri-ciri khusus yang memperlihatkan keadaan bentuk, penyebaran roman muka bumi dan dimensinya dengan ditandai dengan adanya skala besar dan lebih detail. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi. Peta topografi biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern.

Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

Dizaman modern seperti sekarang ini masih banyak dari kita yang memiliki keterkaitan pekerjaan dan aktivitasnya dengan sebuah peta terutama peta topografi. Maka dari itu kami hadir untuk memenuhi kebutuhan teman-teman akan peta topografi. Kami membuka jasa pembuatan peta topografi menggunakan software Arc GIS, anda bisa costum peta sesuai keinginan mulai dari atribute, ukuran peta, jenis file dan lain-lain.


Berikut adalah contoh Peta Topografi yang pernah kami buat :




Untuk biaya pembuatan petanya kami tidak cantumkan disini, bisa langsung klik tombol whatsapp yang ada dibagian kiri bawah blog ini biar bisa langsung tanya-tanya sepuasnya sekalian silaturahmi. Intinya harga pembuatan peta kami paling murah sesuai dengan dalam kurung judul postingan ini, valid dan telah kami survey beberapa website dan blog pembuatan peta yang lain.

Berikut beberapa testimoni dari klien kami : Klik untuk lihat testimoni

Bagaimana dengan pembayaran? Nanti takutnya nipu? Ntar admin tidak percaya sama kliennya.

Kami tidak terlalu pusing dengan itu.
Prinsip kami adalah saling percaya, prosedurnya teman-teman tanya dulu mau buat peta apa, kami buatkan petanya sampai betul-betul fix dan cakep, kami kirimkan via email baik format JPG maupun PDF, email peta sudah diterima sama teman-teman, baru transfer biayanya.

Memangnya admin gak takut ditipu?
Kembali pada pribadi masing-masing, kita hidup di dunia tidak selamanya bro...

Whatsapp : 0812-1648-1552‎
Email : tutorialkitacerdas@gmail.com

Minggu, 10 Juli 2022

Metode Pengeboran Eksplorasi

a.    Pemboran Eksplorasi
Suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi. Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam, pemboran tidak saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain. Pemboran juga yang di lakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin.

Tujuan: Membuktikan adanya hidrokarbon (HC) mendapatkan data bawah permukaan sebanyak mungkin.

Langkah-langkah :
-Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithology dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa cutting, logging, dan testing.
-Persiapan pemboran : pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan telekomunikasi, air, listrik, dsb), perhitungan perkiraan biaya pemboran.
-Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring dan pemeriksaan cutting.

b.   Pemboran Deliniasi
Pemboran sumur deliniasi (masih termasuk kegiatan eksplorasi) adalah untuk menentukan batas pinggir suatu reservoir, Sumur deliniasi yang benar tentu akan menemukan hydrokarbon dalam jumlah "sedikit sekali", karena sudah merupakan pinggiran reservoir.

Tujuan :
-Menentukan batas-batas reservoir.
-Menentukan bentuk struktur reservoir.
-Menentukan batas GOC dan WOC.

Langkah-langkah :
-Pemboran deliniasi biasanya 3 atau 4 buah sumur masing-masing di sebelah Utara, Selatan, Timur dan Barat dari antiklinalnya.
-Analisa data.
-Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetric.
-Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus di bor untuk mengeksploitasi lapisan tersebut.

c.    Pemboran pengembangan
Pemboran sumur yang akan di fungsikan sebagai sumur-sumur produksi.
Tujuan :
- Memperjelas dan mempertajam hasil pemboran sebelumnya.
- Mengetahui rate produksi.
- Mengetahui kumulatif produksi.
- Test produksi dengan Drill Steam Test (DST) dan survey lubang bor dengan logging.

Langkah-langkah Pemboran :
- Perencanaan dan persiapan pemboran.
 Pemboran sumur-sumur pengembangan.
- Penyelesaian sumur-sumur pengembangan.
- Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi, dsb.
- Kegiatan memproduksi dan transportasi.

- Proses Pemboran Eksplorasi
Proses pemboran eksplorasi disini dilakukan terhadap pemboran sumur dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat yang disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara elektrik ataupun transmisi mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor. Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor, membawa cutting hasil pemboran.

Gambar Mekanisme mata bor pada saat pemboran sumur.

Pemboran Putar Hidraulik
Mekanisme pemboran dengan metode pemboran putar – hidraulik tipe spindle adalah dengan mengandalkan putaran oleh mesin penggerak yang ditranmisikan melalui tali kipas maupun dengan gigi yaitu dengan mengkombinasikan antara tekanan hidraulik, beban stang bor, dan putaran. Dengan demikian maka pelaksanaan pemboran memungkinkan menjadi lebih cepat, adapun pun prinsip – prinsipnya yaitu :
1.Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang (pipa).
2.Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun langsung.
3.Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan perantaraan kompresor/motor listrik.
4.Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat pipa, keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau sebaliknya.
5.Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6.Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada suatu menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack) untuk keperluan menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari rangkaian.
7.Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik atau mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8.Conto batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai.
a.Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh Lumpur bor atau air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air pembilas ke permukaan sambil mendinginkan mata bor.
b.Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core barrel).
9.Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh core barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja tungsten.
10.Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan.
a.Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan setiap kali seluruh bumbung terisi.
b.Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).
11.Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang setiap kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan matabor yang berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk mengatasi adanya masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan (water influks), kehilangan sirkulasi lumpur pemboran karena adanya kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang ditembus.
Untuk pemboran ini perlu beberapa tahapan yang diantaranya adalah pemboran awal, pengujian geofisika well logging, sementasi dan perforating.

- Tahapan Pemboran
Beberapa tahapan dalam kegiatan pemboran secara umum adalah :
1.    Persiapan Pemboran.
·      Pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta saluran sirkulasinya.
·      Pengesetan mesin dan pompa.
·      Pemasangan balok landasan mesin, papan untuk saluran sirkulasi dan lantai dasar mesin.
·      Pendirian menara.
2.    Pemboran sampai kedalaman tertentu dengan diameter yang ditentukan.
·      Penyimpanaan core dalam core box.
·      Penyimpanan cutting dalam kantung sampel yang selanjutnya untuk dianalisa.

- Pemboran Awal (Pilot Hole)
Pemboran Awal atau pembuatan pilot hole dimaksudkan untuk mengetahui litologi secara rinci. Pilot hole dilakukan dengan mata bor (misal : jenis 6’) sampai kedalaman melebihi kedalaman kontruksi sumur yang direncanakan dengan tujuan agar sisa kedalaman tersebut dapat berfungsi sebagai kantong kotoran yang tidak terangkat. Hal ini dilakukan setelah lebih dahulu melakukan pengujian geofisika well logging.

- Pengujian Well Logging
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb. Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produk.

Gambar Contoh log. Berbagai parameter digrafikkan menggunakan warna. Angka di sebelah kanan menunjukkan letak kedalaman sumur.

Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gammaray) sedini mungkin pada saat pemboran. Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang dibor.

Gambar Ilustrasi pengerjaan logging di darat.

- Proses penyemenan Sumur
Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian : Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum penyemenan ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran semen (semen + air + aditif) dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular yang berbeda ukuran, bisa casing dengan lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk pengisolasian berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing dengan casing berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole). Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya bermacammacam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna, bisa untuk menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang perforasi yang akan disumbat, kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya. Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air, jadilah bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat divariasikan dan dikontrol sesuai yang dikehendaki. Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.

- Perforating
Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehinggabsumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini. Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000 m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17μs). Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Gambar Perforasi
(A) Perforating gun berisi shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke formasi
yang dituju.
(B) Shaped-charges diledakan membuat beberapa lubang di casing dan lapisan semen.
(C) Fluida formasi mengalir melalui lubang perforasi ini naik ke permukaan.
(gambar dari A Primer of Oilwell Drilling).

- Well Testing
Well testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti dari reservoir secara dinamis dan hasilnya lebih akurat dalam jangka panjang.

Tujuannya:
-Untuk memastikan apakah sumur akan mengalir dan berproduksi.
-Untuk mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam reservoir dan kualitasnya.
-Untuk memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan berapa lama akan menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis dengan cara memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika reservoirnya sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan dengan cara menutup sumur untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini disebut buildup test. Jika reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini disebut drawdown test.

Konsep Dasar Deformasi dan Jenis-Jenis Struktur Geologi

Konsep Dasar Deformasi
Istilah deformasi sama halnya seperti istilah-istilah lainnya dalam ilmu geologi struktur, digunakan dengan cara yang berbeda oleh orang yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda. Pada kebanyakan kasus, khususnya di lapangan, istilah ini mengacu kepada distorsi atau penyimpangan yang terjadi pada sebuah batuan. Sehingga secara harfiah istilah ini dapat berarti perubahan wujud atau bentuk. Deformasi (Hakon Fossen, 2010) merupakan perubahan dari geometri awal menjadi geometri akhir suatu benda padat melalui translasi, rotasi, strain (distorsi) dan/atau perubahan volume, maka deformasi berkaitan dengan posisi partikel sebelum dan sesudah dari sejarah deformasi dan posisi partikel tersebut dapat dihubungkan dengan vektor/arah.

Deformasi Ductile (Ductile Deformation)
Ductile deformation adalah istilah umum untuk menunjukkan hubungan antara material padat yang dikenai tegasan dan perubahan kristal-kristal yang menyusun material. Apabila material terkena tegasan dengan kondisi-kondisi yang menunjang untuk terbentuknya deformasi ductile maka material-material yang menyusun suatu batuan akan mengalir (secara mikroskopis) sehingga tegasan yang bekerja akan terdistribusikan. Hal inilah yang menyebabkan pada deformasi ductile tidak terbentuk diskontinuitas pada tubuh batuan. Jenis deformasi ini akan menghasilkan struktur perlipatan (fold).

Struktur Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang didalam bahan tersebut (Ragan, 2009). Menurut Billing (1972) lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan, sementara Hill (1953) menyatakan bahwa lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada umumnya unsur yang terlibat didalam lipatan adalah struktur bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi. Lipatan merupakan gejala yang penting, mencerminkan sifat dari deformasi ; terutama gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek perubahan bentuk (distorsi) dan perputaran (rotasi).
Sebagai penyederhanaan, suatu lipatan dapat dianggap sebagai suatu bentuk permukaan yang silindris dengan sumbu lipatan sebagai kerangka permukaan tersebut dan unsur-unsurnya dapat ditunjukkan pada suatu penampang (profil) lipatan.

Struktur Lipatan

Deformasi Brittle (Brittle Deformation)
Brittle deformation merupakan perubahan permanen yang terjadi pada material padat yang berkaitan dengan pertumbuhan fracture (rekahan) atau pergerakan dari rekahan tersebut pada saat terbentuk (Pluijm and Marshak, 1997). Fracture adalah istilah umum yang digunakan untuk permukaan material yang kehilangan daya kohesi sehingga mengalami diskontinuitas. Apabila rekahan (fracture) tersebut mengalami pengisian oleh larutan yang kemudian mengkristal menjadi mineral-mineral maka disebut dengan vein. Adapun tipe-tipe dari deformasi brittle adalah kekar dan sesar.

- Kekar
Kekar atau joint merupakan rekahan pada batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran (Billings, 1972). Menurut Mc Clay (1987) kekar adalah susunan teratur dari rekahan-rekahan menerus yang jumlahnya cenderung sedikit sekali atau tidak ada pergeseran, sedangkan menurut Davis (1984) kekar adalah rekahan-rekahan dalam berbagai jenis batuan yang menerus dan bergerak sejajar terhadap bidang rekahan. Hal-hal yang diidentifikasi dalam pengamatan karakteristik kekar di lapangan meliputi pengukuran lebar bukaan kekar, jarak/spasi kekar, posisi kekar pada singkapan batuan, kedudukan kekar, serta pengambilan foto kekar (Billings, 1968).
Pengelompokan kekar berdasarkan parameter tertentu bertujuan untuk mengetahui jenis kekar yang berkembang pada daerah penelitian. Penentuan jenis kekar pada daerah penelitian umumnya berdasarkan bentuk dan genesanya.

Struktur Kekar

Ada 4 tipe dasar kekar-kekar yang umum ditemukan menurut Mc Clay (1987), yaitu :
Dilatation joints: kekar tarikan (extension joint) dengan bidang rekahan normal terhadap tegasan minimum paling sedikit selama pembentukan kekar.
Shear joints: sering berubah, berbentuk menyilang dengan sudut 60o atau lebih. Bidang kekar dapat menunjukkan jumlah yang kecil dari penggantian gerus.
Kombinasi dari shear dan extension joints: diistilahkan sebagai hybrid joint karena menunjukkan komponen keduanya, yaitu shear dan extension.
Irregular extension joints: kekar tarikan terjadi pada segala arah. Extension joints (sering terjadi akibat tekanan fluida yang tinggi pada pori batuan).

Pengelompokan kekar berdasarkan genetiknya terdiri atas :
Compression Joints atau kekar gerus yaitu kekar yang diakibatkan oleh adanya tekanan biasanya dikenal juga dengan istilah shear joints.
Extention Joints atau kekar tarik merupakan kekar yang diakibatkan oleh tarikan, terbagi atas dua jenis yaitu:
Extension joint yaitu kekar yang disebabkan oleh tarikan / pemekaran.
Release joints yaitu kekar yang disebabkan karena berhentinya gaya bekerja.

Sesar
Sesar adalah bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran (Ragan, 2009). Menurut Ragan (2009) Ada dua hal yang terdapat pada slip batuan yakni slip sejajar dengan kemiringan (dip) bidang patahan dan slip yang sejajar dengan jurus (strike) bidang patahan. Berdasarkan atas hal tersebut, slip batuan diklasifikasikan atas :
  
Cermin Sesar

1. Dip slip
a) Normal slip: blok hangingwall relatif bergerak ke bawah
b) Reverse slip: blok hangingwall relatif bergerak ke atas.
2. Strike slip
a) Right slip: blok sebelah bergerak relatif ke kanan.
b) Left slip: blok sebelah bergerak relatif ke kiri.

Dip slip fault biasa juga disebut normal fault atau reverse faultRight slip fault juga disebut right-lateral atau dextral faults dan left slip fault juga disebut left lateral atau sinistral fault. Gabungan dari dip slip dan strike slip fault disebut Oblique slip.
Idealnya strike slip fault memiliki arah slip horisontal sedangkan normal dan reverse fault memiliki arah slip searah dengan dip. Namun terdapat penyimpangan dari arah dip slip sebenarnya dan strike slip sebenarnya dalam artian bahwa arah slip (slip direction) memiliki nilai net slip dan rake sehingga patahan tersebut dikatakan oblique (Fossen, 2010).

Billings, 1972. Berdasarkan rake dari net slip sesar dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
Strike slip fault
Apabila net slip sejajar dengan jurus bidang sesar. Dalam hal ini tidak ditemukan komponen dip slip atau besarnya rake net slip = 0o.
Dip slip fault
Apabila tidak ditemukan komponen strike slip atau rake net slip = 90o atau mempunyai komponen dip slip dan strike slip dan lebih kecil dari 90o.
Diagonal slip fault
Apabila rake net slip lebih besar dari 0o.

Anderson (1951), dalam (Fossen, 2010). Membuat klasifikasi sesar berdasarkan pada pola tegasan utama sebagai penyebab terbentuknya sesar. Berdasarkan pola tegasannya ada 3 (tiga) jenis sesar, yaitu sesar naik (thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar mendatar (wrench fault).

Jumat, 08 Juli 2022

Pemanfaatan Penginderaan Jauh Pada Bidang Geomorfologi

1. Pendahuluan
Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) berkembang dengan pesat sejak eksplorasi antariksa berlangsung sekitar tahun 1960-an dengan mengorbitnya satelit-satelit Gemini, Apollo, Sputnik, Solyus. Kamera yang mengambil gambar permukaan bumi dari satelit memberikan informasi berbagai gejala dipermukaan bumi seperti geologi, kehutanan, kelautan dan sebagainya. Teknologi pemotretan udara yang berkembang bersamaan dengan era eksplorasi antariksa seperti sistim kamera majemuk, multispectral scanner, vidicon, radiometer, spectrometer diikut sertakan dalam misi antariksa tersebut pada tahap berikutnya.
Pada tahun 1972 satelit ERTS-1 (sekarang dikenal dengan Landsat) untuk pertama kali diorbitkan Amerika Serikat. Satelit ini dikenal dengan satelit sumber alam karena fungsinya adalah untuk memetakan potensi sumber alam dan memantau kondisi lingkungan. Para praktisi dari berbagai bidang ilmu mencoba memanfaatkan data Landsat untuk menunjang program pemetaan, dalam waktu singkat disimpulkan bahwa data satelit tersebut potensial untuk menunjang program pemetaan dalam lingkup sangat luas. Sejak itu berbagai satelit sejenis diorbitkan oleh negara-negara maju lain, seperti SPOT oleh Perancis, IRS oleh India, MOSS dan Adeos oleh Jepang, ERS-1 oleh MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) dan Radarsat oleh Kanada. Pada sekitar tahun 2000 sensor berketelitian tinggi yang semula merupakan jenis sensor untuk mata-mata/intellegence telah pula dipakai untuk keperluan sipil dan diorbitkan melalui satelitsatelit Quickbird, Ikonos, Orbimage-3, sehingga obyek kecil di permukaan bumi dapat pula direkam. Penggunaan data satelit penginderaan jauh di bidang kebumian telah banyak dilakukan di negara maju untuk keperluan pemetaan geologi, eksplorasi mineral dan energi, bencana alam dan sebagainya. Di Indonesia penggunaan dalam bidang kebumian belum sebanyak di luar negeri karena berbagai kendala, diantaranya data satelit cukup mahal, memerlukan software khusus dan paling utama adalah ketersediaan sumberdaya manusia yang terampil sangat terbatas. Dalam pembahasan ini akan lebih ditekankan pada pengenalan informasi geologi dan kondisi lingkungan geologi yang dalam beberapa hal berkaitan dengan penggunaan data satelit penginderaan jauh.

2. Prinsip Dasar
Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu metoda untuk mengenal dan menentukan obyek dipermukaan bumi tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut. Banyak pakar memberi batasan, penginderaan jauh hanya mencakup pemanfaatan gelombang elektromaknetik saja, sedangkan penginderaan yang memanfaatkan sifat fisik bumi seperti kemaknitan, gaya berat dan seismik tidak termasuk dalam klasifikasi ini. Namun sebagian pakar memasukkan pengukuran sifat fisik bumi ke dalam lingkup penginderaan jauh. Di bawah ini akan disinggung secara singkat mengenai gelombang elektromaknit, pembagian dalam selang panjang gelombang (spectral range), mengapa dipakai dalam sistim perekaman citra dan bagaimana responnya terhadap benda di permukaan bumi.

2.1. Komponen Dasar
Empat komponen dasar dari sistem Penginderaan Jauh adalah target, sumber energi, alur transmisi, dan sensor (gambar 1). Komponen dalam sistem ini berkerja bersama untuk mengukur dan mencatat informasi mengenai target tanpa menyentuh obyek tersebut. Sumber energi yang menyinari atau memancarkan energi elektromagnetik pada target mutlak diperlukan. Energi berinteraksi dengan target dan sekaligus berfungsi sebagai media untuk meneruskan informasi dari target kepada sensor. Sensor adalah sebuah alat yang mengumpulkan dan mencatat radiasi elektromagnetik. Setelah dicatat, data akan dikirimkan ke stasiun penerima dan diproses menjadi format yang siap pakai, diantaranya berupa citra. Citra ini kemudian diinterpretasi untuk menyarikan informasi mengenai target. Proses interpretasi biasanya berupa gabungan antara visual dan automatic dengan bantuan computer dan perangkat lunak pengolah citra.


Gambar 1. Komponen Penginderaan Jauh: 1. Sumber Energi (matahari); 2. Target (obyek di permukaan bumi); 3. Atmosfir (media transmisi); dan 4. Sensor (alat perekam). 

Pola Pengaliran dan Jenis-Jenis Sungai

1. Pola Pengaliran Sungai 
Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu diantara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi.
Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai disatu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut:

Kamis, 07 Juli 2022

Download Peta Digital (Shapefile) Jenis Tanah di Indonesia

Pada peta digital jenis tanah ini menggunakan klasifikasi FAO dan terdapat juga atribut yang dapat dipisahkan berdasarkan karakteristik Dissolved Organic Matter (DOM). Peta ini dalam bentuk shapefile polygon yang siap digunakan kapan saja.

Berikut adalah tampilan peta digital jenis tanah di Indonesia.

Tampilan atribut tabel yang terdapat pada shapefile jenis tanah.

Untuk mendownload Peta Jenis Tanah ini, silahkan klik tombol di bawah.


Pengertian, Genesa, Jenis-Jenis dan Klasifikasi Tanah

1. Definisi dan Pengertian
Pada dasarnya tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) and atmosfir. Tanah adalah tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan tanaman dan organisme, membentuk tubuh unik yang menyelaputi lapisan batuan.
Proses pembentukan tanah dikenal sebagai pedogenesis. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon. Setiap horizon dapat menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut. Secara umum, komposisi material tanah berbeda sama sekali dengan material induknya, terutama perberbedaan dalam sifat saift fisik, kimia, mineralogi dan morfologinya.
Hampir semua tanah mempunyai densitas berkisar antara 1 dan 2 g/cm³. Tanah juga diketahui sebagai bumi, karena merupakan nama dari planit bumi kita. Hanya sedikit tanah yang terdapat dimuka bumi yang berumur lebih tua dari Tersier, dan kebanyakan tanah tidak lebih tua dari Pleistosen.

Klasifikasi Endapan Mineral

Perkembangan konsep dan klasifikasi endapan mineral
Pada kenyataannya tidak mudah membuat pengelompokan atau klasifikasi endapan mineral. Terdapat klasifikasi yang didasarkan pada genesanya, ada juga klasifikasi secara diskriptif, misal berdasarkan komoditi logamnya, atau berdasarkan batuan yang ditempatinya (host rocks-nya). Sebenarnya klasifikasi secara diskriptif berdasarkan komoditi logamnya relatif mudah untuk dipahami. Tetapi pada para ahli geologi tidak menggunakan klasifikasi tersebut, karena berbagai alasan, diantaranya tersebarnya banyak unsure logam pada beragam tatanan geologinya dan pembagian ini mungkin dirasa kurang ilmiah.
Pengelompokan yang sering digunakan oleh para ahli geologi, umumnya berdasarkan pada bentuk endapannya, wall rocknya, atau control strukturnya. Sebagai contoh Bateman (1950), dalam bukunya “Economic Mineral Deposit” mengelompokkan bijih berdasarkan control strukturnya, diantaranya bijih yang terbentuk pada sesar, pada lipatan, pada kontak batuan beku, diseminasi dan lain sebagainya. Masalahnya terdapat juga bijih yang terbentuk pada lipatan yang tersesarkan, atau diseminasi sepanjang kontak batuan beku. Sehubungan dengan munculnya teori tektonik lempeng yang dapat menjelaskan proses magmatisme dan keberadaan endapan bijih, maka klasifikasi secara genetic makin sering digunakan. Tokoh penting yang memulai membangun konsep dan klasifikasi endapan mineral adalah Waldemar Lindgren (1860-1939). Lindgren (1911), secara garis besar membagi endapan mineral menjadi dua macam yaitu :
a). endapan oleh proses mekanik dan
b). endapan oleh proses kimiawi (Tabel 3)
Endapan yang disebabkan oleh proses kimiawi, karena naiknya air magmatik, dibagi menjadi 3, berturut-turut dari bagian yang paling dalam adalah: Endapan hipotermalEndapan Mesotermal, dan Endapan epitermal (Tabel 1). Endapan hipotermal terbentuk pada wilayah yang cukup dalam pada temperature yang relative panas, endapan epitermal merupakan endapan yang terbentuk di dekat permukaan, dengan kondisi temperature yang rendah. Sedangkan endapan Mesotermal terbentuk pada kedalaman dan temperature diantara endapan Mesitermal dan hipotermal. Dalam klasifikasi ini belum muncul istilah hidrotermal, tetapi hanya disebut dengan istilah “ karena naiknya air, berhubungan dengan aktivitas batuan beku”.

Tabel 1. Klasifikasi Lindgren (1911).