Minggu, 03 Juli 2022

Siklus Batuan dan Penjelasannya

Siklus Batuan dan Penjelasannya

Planet bumi seperti benda-benda angkasa lainnya mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sebenarnya bumi hanya memiliki substansi kimia dan geologi yang terbatas. Elemen-elemen itu tidak diciptakan atau dimusnahkan. Tetapi mereka terus berubah dalam sebuah daur alam yang konstan dan berlangsung terus menerus. Mirip dengan prinsip kekekalan energi, begitu juga substansi yang menyusun bumi. Sebenarnya kuantitasnya sama saja dari waktu ke waktu. Hanya saja material-material itu terus berubah dan menyebar.
Ada banyak sekali daur alam yang terjadi di bumi. Seperti daur hidrologi, daur posfor, daur oksigen dan juga benda geologis seperti batu. Jenis-jenis batuan yang ada sekarang sebenarnya berasal dari satu sumber, yaitu magma. Tapi batu-batuan itu terus bergerak dalam satu siklus simultan yang telah berlangsung sejak dulu. Siklus batuan ini bisa berlangsung singkat atau bisa juga berlangsung dalam waktu berjuta-juta tahun.
Siklus batuan menjelaskan hubungan antara tiga jenis-jenis batuan penyusun lapisan bumi-beku, sedimen, metamorf. Tidak seperti siklus hidrologi atau siklus karbon, tidak semua batu dalam siklus batuan mengalami perubahan. Ada beberapa jenis batuan yang memang sudah terbentuk demikian dari awal pembentukannya. Formasi batu yang tidak ikut berubah ini disebut kraton.
Sebelum memulai proses dalam siklus batuan, kita harus berkenalan dulu dengan magma. Karena magmalah yang menjadi dasar dari siklus batuan ini.
Pengertian Magma
Magma adalah campuran dari batuan cair dan semi cair yang ditemukan di bawah permukaan bumi. Campuran ini biasanya terdiri dari empat bagian : dasar cairan sangat panas yang disebut lelehan, mineral-mineral dari kristalisasi lelehan, batuan padat yang berasal dari lingkungan sekitar serta gas terlarut.
Seperti kita ketahui, bumi terdiri dari tiga lapisan umum. Yaitu inti bumi yang merupakan pusat yang super panas, mantel bumi yang tebal di tengahnya dan kerak bumi sebagai lapisan paling luar yang jadi tempat tinggal kita.
Magma berasal dari bagian antara lapisan mantel bumi dan kerak bumi. Sebagian besar lapisan kerak bumi dan mantel bumi berbentuk padat. Keberadaan magma yang cair diantara keduanya sangat penting untuk mempelajari gejala geologis dan morfologis yang ada di mantel bumi. Karena pergerakan magma biasanya dipengaruhi oleh pergerakan lempeng di lapisan mantel bumi.
Suhu dasar magma sangat panas, yakni sekitar 700′-1.300′ celcius. Suhu ekstrimnya ini membuat magma menjadi zat yang bersifat cair dan dinamis. Akibatnya magma selalu bergerak menciptakan bentang alam baru dan terlibat transformasi fisik dan kimia dalam berbagai lingkungan yang berbeda. Ada dua macam pergerakan magma yang diketahui. Yaitu intrusi dan ekstrusi.
Proses intrusi magma adalah pergerakan magma dengan gaya dan tekanan yang kurang untuk menembus lapisan kulit bumi. Sehingga, akhirnya magma membeku di bawah lapisan bumi. Sedangkan ekstrusi adalah gerakan magma dengan daya yang sangat kuat, sehingga sampai ke permukaan bumi beruka peristiwa vulkanis. Pergerakan magma ini berperan sangat penting dalam siklus batuan.

Tahap-tahap Siklus Batuan

Untuk memahami perjalanan siklus batuan bisa kita baca dalam diagram dibawah ini :

 

Pada awalnya, magma terbentuk secara alamiah dalam waktu berjuta-juta tahun dan menjadi unsur pembentuk lapisan inti bumi. Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma hanya terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar magma.
Karena sifatnya yang dinamis, magma terus bergerak. Gerakan ini membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya berlangsung di bawah permukaan bumi disebut batuan beku intrusif (misalnya batuan granit dan diorit), sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di permukaan disebut batuan beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit).
Batuan beku yang terbentuk dari proses kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi. Hasil pelapukan batuan beku ini akan mengendap melalui proses yang disebut erosi. Endapan dari hasil pelapukan batuan beku itu akan mengeras membentuk batuan sedimen. Sementara itu batuan beku intrusif yang ada di bawah permukaan bumi akn terus bergerak sampai di permukaan bumi melalui serangkaian peristiwa tektonik dan vulkanik. Sesampainya di permukaan bumi, ia juga akan menmgalami pelapukan dan pengendapan.
Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di permukaan akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya menjadi batuan metamorf (malihan).
Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan batuan beku juga umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini juga akan terus bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga menerima tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan malihan.
Perubahan suhu dan tekanan juga mempengaruhi batuan sedimen. Batuan sedimen juga mengalami perubahan secara perlahan-lahan dan berlangsung lama menjadi batuan metamorf. Sementara itu sebagian dari batuan sedimen juga bisa melapuk karena waktu. Hasil pelapukannya mengendap dan mengeras. Yang menghasilkan batuan sedimen jenis baru. Bisa sama dengan asalnya atau bisa berbeda sama sekali.
Dalam perjalannnya, batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah kembali menjadi batuan sedimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki struktur kimia sangat berbeda dengan batuan sedimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi magma.
Proses yang sama berlangsung kembali.
Siklus ini telah terjadi sejak jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu. Dan siklus ini akan terus berlangsung. Setiap jenis batuan akan tetap tersingkap dan terangkat. Batuan itu akan melapuk dan mengalami erosi. Batuan itu akan terus mengendap dan bermetamorfosis. Begitulah rancangan alam yang luar biasa. Dengan begitu jumlah magma/batu di bumi akan tetap sama.
Secara sederhana hubungan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan dapat digambarkan dalam formula berikut :

 Magma -> Batuan Beku -> Batuan Sedimen -> Batuan Malihan -> Magma.

Previous Post
Next Post

0 comments: